Prospek Peternakan Bebek Cukup Menjanjikan Solusi Masa Pensiun

Bisnis budidaya / peternakan bebek (itik) memiliki prospek yang cukup menjanjikan dan dapat menunjang masa tua atau pensiun. Ini dikarenakan permintaan yang makin tinggi dari masyarakat untuk konsumsi telur dan daging bebek (itik). Menurut data statistik dirjen peternakan 2010 populasi 42,090jt Menghabiskan sekitar 216,7ton daging & 216.701.000 ton telur. 


Umumnya usaha peternakan bebek ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.

Ternak bebek / itik disebut juga sebagai unggas air, karena sebagian kehidupannya dilakukan di tempat yang berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik seperti selaput jari dan paruh yang lebar dan panjang. Selain bentuk fisik dapat juga dilihat bahwa keberadaannya di muka bumi ini, dimana  itik kebanyakan populasinya berada di daerah dataran rendah, yang banyak dijumpai di rawa-rawa, persawahan, muara sungai. Daerah-daerah seperti ini dimanfaatkan oleh itik menjadi tempat bermain dan mencari makan.


Sebelum program intensifikasi pertanian menjadi program nasional,
pemeliharaan itik secara tradisional  atau dengan digembala memang sangat menunjang konsep pengendalian hama pertanian secara terpadu. Itik umumnya mencari makan di permukaan sawah dan sekitar batang/rumpun pada batang padi. Namun sejak penggunaan obat-obatan pembasmi hama pertanian makin intensif dan adakalanya dosisnya berlebihan, kasus keracunan itik sering menimbulkan konflik sosial. Pemeliharaan itik secara tradisional makin mengandung resiko besar.

Melihat gambaran ini, mengubah kebiasaan cara pemeliharaan dari cara tradisional ke arah pemeliharaan intensif memang perlu, sebab bagai manapun juga mempertahankan pemeliharaan tradisional dimasa mendatang tidak bisa diharapkan. Hal ini disebabkan pertama, makanan itik disawah atau dihabitatnya makin langka akibat penggunaan obat-obatan pembasmi  hama; kedua, tingkat produktifitas itik yang dipelihara secara tradisional makin kurang nilai ekonominya, hanya bekisar antara 10-41% atau rata-rata 22,5% (lebih kurang 80 butir telur setahun). Hal ini menuntut para ilmiawan untuk memperkenalkan metode baru dalam mengelola
ternak itik.

Balai Penelitian Ternak (BPT) Ciawi Bogor memperkenalkan alternatif pemeliharaan ternak itik secara terkurung. Ternyata dengan percobaan-percobaan yang telah dilakukan, ternak itik dapat berkembang dan berproduksi sama bahkan dapat melebihi dari hasil pemeliharaan berpindah-pindah (tradisional). Tentu saja tehnik pemeliharaan secara terkurung menuntut berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang perlu diterapkan oleh peternak. Namun sebenarnya tuntutan tersebut tidaklah merugikan peternak, malahan akan memberikan hasil yang baik.

Melaksanakan “Sapta Peternakan” peternak akan dapat memperoleh hasil yang optimal. Sapta Peternakan itu adalah :
1. Tepat bibit
2. Tepat makanan (pakan)
3. Tepat perkandangan
4. Tepat kontrol penyakit
5. Tepat pasca panen
6. Tepat pemasaran
7. Tepat pengelolaan

Analisa bisnis usaha penetasan telur

Berikut ini analisa bisnis usaha penetasan telur itik atau bebek, meskipun ini adalah hitung-hitungan kasar tetapi bisa dipergunakan untuk menganalisa gambaran usaha penetasan telur itik ini. Diasumsikan kita akan menetaskan telur itik sejumlah 100 butir. Telur itik akan menetas dalam waktu 28 hari.

Biaya Yang dikeluarkan:

100 butir telur                  @Rp 1800    = Rp 180.000
Listrik 28 Hari                                       = Rp 30.000
Operasional                                           = Rp 30.000
Total Pengeluaran                                = Rp 240.000
Hasil Yang diperoleh:
DOD Menetas diasumsikan 75% atau 75 ekor anakan itik (DOD) dari 75 ekor tersebut 38 Betina dan 37 Jantan.

38 ekor DOD Betina                     @Rp 8500              = Rp 323.000
37 ekor DOD Jantan                     @Rp 5500              = Rp 203.500
Total hasil                                                                    = Rp 526.500
Keuntungan yang diperoleh dari 100 butir telur itik selama sebulan Rp 526.500 – 240.000 = Rp 286.500, Jika jumlah telur yang dierami 1000 butir keuntungan yang bisa diperoleh juga 10 kali lipat dari itu yaitu Rp. 2.860.000. Begitulah kiranya sekilas prospek peternakan bebek yang begitu menjanjikan. Apalagi di lakukan secara intensif dan profesional hasilnya pasti lebih memuaskan.